Rabu, 29 September 2010

Krama Dadia Sembahyang menyambut Hari Raya Pagerwesi


Krama Dadia Kubu Kelod Kauh melaksanakan persembahyangan bersama di sanggah dalam rangka menyambut hari raya Pagarwesi yang jatuh pada Budha Keliwon Wuku Sinta..Pesembahyangan dimulai dari pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai selesai sekitar pukul 10.00 wita.Persembahyangan diawali dari pelinggih sanggah,kemudian dilanjutkan di pelinggih siwa dan yang terakhir yaitu persembahyangan di niang/leluhur.Hari Raya Pagarwesi adalah hari payogan Hyang Pramesti Guru, disertai para Dewa dan Pitara, demi kesejahteraan dunia dengan segala isinya dan demi sentosanya kehidupan semua makhluk.Oleh karena itu semua umat Hindu melaksanakan persembahyangan ini untuk memohon keselamatan dan kerahayuan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Pada perayaan Pagerwesi ini krama dadia juga menghaturkan dana punia.Jumlah dana punia yang terkumpul sebanyak Rp.420.000.Dana punia ini nantinya akan dimanfaatkan untuk membantu biaya dalam keperluan beryadnya di sanggah misalnya untuk membeli dupa,kampuh,perlengkapan sanggah dan sebagainya.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan kedamain dan kesejahteraan dunia dan segala isinya demi sentousanya kehidupan mahluk.
Astungkara

Selengkapnya...

Selasa, 28 September 2010

Pemasangan Kampuh dan rontek di Sanggah


Dalam rangka hari raya Pagerwesi yang jatuh pada esok hari,luputan sanggah yang bertugas membersihkan halaman sanggah dan memasang kampuh melakukan pembersihan disanggah.Luputan adalah sejumlah warga dadia yang diberikan tugas khusus oleh kelian dadia.biasanya terdiri dari 3-5 orang.Pembersihan dimulai dari jam 03.00 sore sampai selesai,ada yang menyapu halaman,memasang kampuh,ada yang memasang rontek juga ada yang memasang pengeras suara.Area sanggah yang dibersihkan antara lain area Sanggah,di Siwa dan di Niang.Suasana Sanggah terasa bersih,indah dan nyaman setelah dibersihkan dan perlengkapan sanggah dipasang.
Pada kesempatan itu salah satu luputan mengatakan bahwa ia merasa senang melaksanakan tugas ini karena dapat ngayah kehadapanNya.Semoga dengan suasana area sanggah yang bersih dan nyaman pemedek dapat bersembahyang dengan khusuk.
Astungkara
Selengkapnya...

Sabtu, 25 September 2010

Hari Raya Saraswati


Hari Raya Saraswati bagi umat Hindu di Indonesia dirayakan setiap 210 hari sekali menurut kalender Jawa Bali, yakni pada setiap Saniscara Umanis Watugunung.
Arti Kata Sarasvati
Kata Sarasvati dalam bahasa Sanskerta dari urat kata Sr yang artinya mengalir. Sarasvati berarti aliran air yang melimpah menuju danau atau kolam.
Sarasvati dalam Veda
Di dalam RgVeda, Sarasvati dipuji dan dipuja lebih dari delapan puluh re atau mantra pujaan. Ia juga sering dihubungkan dengan pemujaan terhadap deva Visvedevah disamping juga dipuja bersamaan dengan Sarasvati.
Sarasvati dalam Susastra Hindu di Indonesia
Tentang Sarasvati di Indonesia telah dikaji oleh Dr. C. Hooykaas dalam bukunya Agama Tirtha, Five Studies in Hindu-Balinese Religion (1964) dan menggunakan acuan atau sumber kajian adalah tiga jenis naskah, yaitu: Stuti, Tutur dan Kakavin yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Sarasvati di Bali dipuja dengan perantaraan stuti, stava atau stotra seperti halnya dengan menggunakan sarana banten (persembahan).
Apabila seorangpemangku melakukan pemujaan pada hari Sarasvati, ia mengucapkan dua bait mantra berikut :
Om Sarasvati namas tubhyam, varade kama rupini, siddhirambha karisyami, siddhir bhavantu mesada.

Pranamya sarya-devana ca, Paramatmanam eva ca, rupa siddhi prayukta ya,, Sarasvati (n) namamy aham.
(Sarasvati 1-2.)
Hanya Engkaulah yang menganugrahkan pengetahuan yang memberikan kebahagiaan. Engkau pula yang penuh keutamaan dan Engkaulah yang menjadikan segala yang ada.Engkau sesungguhnya permata yang sangat mulia, Engkau keutamaan dari setiap istri yang mulia, Demikian pula tingkah laku seorang anak yang sangat mulia, karena kemuliaan-Mu pula semua yang mulia menyatu.
Om Sarasvati namotubhyam varade kama rupini,siddhirambha karisyami
siddhir bhavantu mesada
(Sarasvatistava I)
Om Hyang Vidhi dalam wujud-MU sebagai dewi Sarasvati, pemberi berkah, wujud kasih bagai seorang ibu sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu berhasil atas karuniaMu

Pendahuluan

Berbagai usaha atau jalan yang terbentang bagi Umat Hindu untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula Tuhan Yang Maha Esa yang sesungguhnya tidak tergambarkan dalam alam pikiran manusia, untuk kepentingan Bhakti, Tuhan Yang Maha Esa digambarkan atau diwujudkan dalam alam pikiran dan materi sebagai Tuhan Yang Berpribadi (personal God). Berbagai aspek kekuasaan dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa dipuja dan diagungkan serta dimohon karunia-Nya untuk keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.

Makna Penggambaran Dewi Saraswati
Tubuh dan busana putih bersih dan berkilauan. Didalam Brahmavaivarta Purana dinyatakan bahwa warna putih merupakan simbolis dari salah satu Tri Guna, yaitu Sattva-gunatmika dalam kapasitasnya sebagai salah satu dari lima jenis Prakrti. Ilmu pengetahuan diidentikan dengan Sattvam-jnanam.
Caturbhuja : memiliki 4 tangan, memegang vina (sejenis gitar), pustaka (kitab suci dan sastra), aksamala (tasbih) dan kumbhaja (bunga teratai). Atribut ini melambangkan : vina (di tangan kanan depan) melambangkan Rta (hukum alam) dan saat alam tercipta muncul nadamelodi (nada - brahman) berupa Om. Suara Om adalah suara musik alam semesta atau musik angkasa. Aksamala (di tangan kanan belakang) melambangkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dan tanpa keduanya ini manusaia tidak memiliki arti. kainnya yang putih menunjukkanbahwa ilmu itu selalu putih, emngingatkan kita terhadap nilai ilmu yang murni dan tidak tercela (Shakunthala, 1989: 38).
Vahana. sarasvati duduk diatas bunga teratai dengan kendaraan angsa atau merak. Angsa adalah sejenis unggas yang sangat cerdas dan dikatakan memiliki sifat kedewataan dan spiritual. Angsa yang gemulai mengingatkan kita terhadap kemampuannya membedakan sekam dengan biji-bijian dari kebenaran ilmu pengetahuan, seperti angsa mampu membedakan antara susu dengan air sebelum meminum yang pertama. Kendaraan yang lain adalh seekor burung merak yang melambangkan kebijaksanaan (Shakunthala, 1989 : 38)..
Penutup

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka Sarasvati di dalam Veda pada mulanya adalah dewi Sungai yang diyakini amat suci. Dalam perkembangan selanjutnya, Sarasvati adalah dewi Ucap, dewi yang memberikan inspirasi dan kahirnya ia dipuja sebagai dewi ilmu pengetahuan.

Perwujudan Dewi Saraswati sebagai dewi yang cantik bertangan empat dengan berbagai atribut yang dipegangnya mengandung makna simbolis bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber ilmu-pengetahuan, sumber wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang terhimpun dalam kitab suci Catur Veda dan lain-lain menunjukkan bahwa simbolis tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi dengan latar belakang filosofis yang sangat dalam.
Demikian semoga Ida Sang Hyang Widhi senantiasa memberikan waranugrahanya berupa inspirasi, kejernihan pikiran serta kerahayuan yang didambakan oleh setiap orang.
Om Sarve sukhino bhavantu, sarve santu niramayah, sarve bhadrani pasyantu, ma kascid duhkh bhag bhavet.
Ya Tuhan Yang maha Esa, anugrahkanlah semoga semuanya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan. Semoga semuanya memperoleh kedamaian. Semoga semuanya memperoleh keutamaan dan semuanya terbebas dari segala duka dan penderitaan.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Sumber:
"Sarasvati : Dalam Veda dan Susastra Hindu", oleh: DR. I Made Titib, 1999-2000
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=259&Itemid=100


Selengkapnya...

Selasa, 21 September 2010

Melaspas sanggah
Dadia Pasek Sekala Wit Arya Wang Bang Phinatih Kubu Kelod Kauh Desa Padangbulia telah melaksanakan pemelaspasan sanggah pada hari Selasa 24 Agustus 2010 yang diawali dengan serangkaian kegiatan upacara agama antara lain


Menek ambu 21 Agustus 2010 Krama Lanang
Nunas tirta ke Marga, ke Desa Dalem, Siraman, siwa 21 Agustus 2010 saya Tahun
Pengecekan banten terakhir, ngai caru 22 Agustus 2010 krama Dadya, lanang istri
Mecaru, nyeeb brahma 23 Agst 2010 krama Dadya, lanang istri
Melaspas, Mulang akah daging, ngebejiang, Nurunang

Selasa, 24 Agustus 2010 Pemangku, krama Dadya, lanang istri

Selengkapnya...

Selasa, 18 Mei 2010

De ngaden awak bisa

De ngaden awak bisa
Depang anake ngadanin
Geginane buka nyampat
Anak sai Tumbuh luhu
Ilang Luhu ebuk katah
Wiadin ririh
Enu Liu pepelajahan

Makna yang dapat dipetik dari gending Bali diatas bahwasannaya kita sebagai mahluk ciptaan tuhan yang paling utama,namun demikian janganlah menganggap diri kita paling pintar,paling bisa.Biarkan orang lain yang menilai tentang diri kita,diumpamakan seperti kita menyapu halaman,walaupun setelah disapu akan bersih namun akan ada lagi debu yang berdatangan.Begitu pula dengan kita,walupun sudah merasa pintar dan bisa namun janganlah berbangga hati dulu karena masih banyak yang perlu untuk dipelajari.This Time for Studying
Selengkapnya...

Minggu, 16 Mei 2010

Warga Banjar Lantang gotong-royong

Hari ini warga Kubu Kelod Kauh melaksanakan gotong royong untuk perbaikan jalan yang jebol,sebanyak kurang lebih 20 warga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,ada yng mengangkut pasir,ada yng mengangkut batu juga ada yang menyemen bagian bagian jalan yang retak.Dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong akhirnya jalan yang rusak ini menjadi baik kembaliGotong royong ini dilaksanakan dari sekitar jam 07.00 Wita dengan menghabiskan dana sebesar Rp.350.000 yang merupakan sumbangan sukarela dari warga sekitar.Dalam kesempatan ini hadir pula kelian Dadia Sanggah Kubu Kelod Kauh 'Drs.Nyoman Naweg'untuk ikut bergotong royong.Beliau mengatakan agar kegiatan gotong royong ini tidak hanya dilaksanakan pada saat hanya terjadi suatu jalan yang rusak namun harus dilakukan secara rutinitas agar jalan menuju Banjar Lantang ini tetap baik dan tidak cepat rusak.
Selengkapnya...

Sekilas Tentang Banjar Lantang


Kalau kita bepergian ke kota singaraja khususnya lagi Desa Padangbulia tentunya nama Banjar Lantang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat sekitar.Banjar Lantang atau yang juga sering disebut Kubu Kelod Kauh adalah salah satu pemukiman tua yang berada di Desa Padangbulia bagian utara.Letaknya yang agak kedalam memerlukan cukup energi untuk menjangkaunya,kita akan melewati jalan setapak yang berkelo- kelok dan menyebrangi sebuah sungai.Namun demikian kita akan merasa damai apabila kita mengunjungi tempat ini karena alamnya yang masih asri belum terjamah oleh tangan-tangan manusia serta suara air sungai yang mengalir yang diikuti oleh nyanyian burung saling bersahutan.Saat kita menginjakkan kaki di Banjar lantang maka kita akan disuguhkan dengan pemandangan rumah-rumah tua yang letaknya berjejer berhad-hadapan,yang menggambarkan betapa eratnya tali persaudaraan diantara penduduknya.ya memang warganya adalah satu famili.Wilayahnya yang memanjang ini memang sangat sesuai dengan sebutannya yaitu Banjar Lantang ( Kampung yang panjang ).Warganya yang ramah,selalu tersenyum buat tamu yang datang serta bersahabat dalah ciri yang paling utama dari kehidupan warga Banjar Lantang.Jumlah keluarga yang tinggal di banjar lantang yaitu sekitar 20 Kepala Keluarga yang keseluruhan jumlah warganya sekitar 50 warga termasuk anak kecil.Rata rata kehidupan mereka ditopang dari mata pencaharian sebagai petani,peternak ayam,babi dan peternak sapi,pengerajin anyaman disamping pula ada sebagai pegawai swasta.
Banjar Lantang merupakan cikal bakal dari berkembangnya keluarga dadia kelod kauh,sehingga disini pula ada sebuah bangunan persembahyangan yaitu Sanggah Dadia kelod Kauh yang di empon oleh sekitar 55 Kepala keluarga.Biasanya setiap perayaan hari keagamaan seperti Pagerwesi,Galungan,Kuningan dan yang lainnya semua keluaraga akan datang berkumpul ke Banjar Lantang untuk melakukan persembahyangan di Sanggah.
Nah demikian sekilas tentang Banjar Lantang (Kubu Kelod Kauh) semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat.
Selengkapnya...

Jumat, 14 Mei 2010

Sekapur Sirih


Om Swastyastu

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha beliau saya diberikan kesehatan untuk membuat secuil buah pemikiran tentang bagaimana mengangkat nama tempat kelahiran saya kedalam sebuah blog.
Tentunya harapan saya dengan media ini masyarakat umum akan lebih mengenal tentang banjar lantang yang menyimpan banyak keunikan baik dari segi sejarahnya,wilayahnya,penduduknya dan potensi yang dimiliki.
Serta tak lupa saya sampaikan tiada gading yang tak retak,begitu juga dengan tulisan yang mungkin saya buat tiada lepas dari ketidaksempurnaan,untuk itu saya harapkan masukan serta kritik yang membangun.
Om Santhi Santhi Santhi Om
Selengkapnya...